Kamis, 07 Juli 2011

Sulit Orgasme

Dr Boyke sayang ...
saya mungkin termasuk seorang istri yang kurang beruntung dalam kehidupan seks kami. Terus terang saja dok, saya jarang sekali mengalami kepuasan setiap kali melakukan senggama bersama suami. Ini karena sikap suami saya, yang entah karena egois emang ada kelainan, setiap kali melakukan hubungan seks, ia cepat sekali selesai.

Saya belum apa-apa, atau baru mulai "panas", suami sudah langsung "tangcap gas" dan terkesan terburu-buru. Biasanya setelah puas, suami saya langsung tidur mendengkur. Tidak jarang, bahkan langsung membelakangi saya. Hal macam ini sudah berlangsung bertahun-tahun, dan biasanya saya hanya tercenung melihat suami yang sudah terlelap. Akibatnya, saya sering melakukan onani.

Beruntung saya cukup terhibur dengan kehadiran tiga anak perempuan yang cantik-cantik. kehadiran mereka membuat saya tetap mencintai suami saya. Namun kalu mengingat kehidupan seks kami, saya jadi sedih dan uring-uringan sendiri.

Bagaimana ini dok? Sebenarnya saya ingin sekali berkomunikasi dengan suami, tapi saya malu dan takut menyinggung perasaannya. Bukankah seorang istri tak pantas menuntut, apalagi menuntut soal yang "satu" itu? Memang, sejauh ini kami hidup berkecukupan karena suami termasuk orang yang terpandang dan sukses dalam karier disebuah perusahaan BUMN dengan jabatan cukup tinggi pula.

Mrs. M, Cililitan, jakarta timur

jawab :

Mrs. M di cililitan, Etika berhubungan seks yang hanya mementingkan diri sendiri dapat mengurangi kualitas seks dan keharmonisan. Seharusnya, baik suami maupun istri dapat saling memberikan rangsangan seksual yang cukup sehingga pasangan puas.

Seorang wanita membutuhkan waktu orgasme lebih lama dibanding dengan pria. Oleh sebab itu, rangsangan-rangsangan pada daerah erogen (peka rangsang) harus diberikan sampai istri menjelang orgasme. Pada saat itu barulah tepat dilakukan penetrasi penis, sehingga orgasme dan ejakulasi dapat dicapai bersama-sama.

Setelah dicapai orgasme, suami istri masih tetap melanjutkan rangsangan dan saling memeluk, saling mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang diberikan. itulah etika seksual yang umum dilakukan. sebenarnya untuk mengkomunikasikan maslah seks pada suami, mudah saja selama suami dapat berpikiran bahwa hubungan seksual bertujuan untuk kepuasan bersama. Tak perlu takut, sampaikan saja pada saat yang tepat (di tempat tidur) dan cara yang tepat (dengan kata-kata yang lembut, tanpa menyalahkan).

sumber : dr. Boyke

1 komentar: